Romawi Kelas 11 Dan 12

Rumus Gas Ideal dan Gas Nyata

Dari keempat hukum di atas, kita bisa mendapatkan persamaan perhitungan gas ideal. Coba elo simak ilustrasi berikut ini:

Nah, dalam konsep gas ideal juga ada beberapa kondisi khusus yang perlu kita ketahui.

Contoh soal gas ideal 2

Berapa volume gas pada suhu 27 °C, 1 atm (kondisi RTP) jika terdapat 2 mol gas?

Sobat Zenius, di soal ini elo jangan terkecoh sama suhunya ya. Elo perhatikan keterangan dalam soal, yaitu kondisi RTP.

Nah, kita tau nih dalam kondisi RTP, setiap 1 mol gas akan memiliki volume sebesar 24,4 L. Artinya, kalau kita punya 2 mol gas, volume gas yang kita miliki sebesar (A) 48,8 L. Simpel, kan?

Nah, gimana nih? Soal-soal tentang gas ideal masih gampang, kan? Atau elo perlu soal-soal yang lebih menantang lagi? Tenang! Elo bisa buka aplikasi Zenius untuk dapetin contoh soal beserta video pembahasannya.

Elo juga bisa klik banner di bawah ini untuk belajar materi jenis campuran atau materi kimia lainnya. Tinggal klik banner dan ketik materi yang diinginkan di kolom pencarian ya.

Nah, supaya pemahaman elo makin dalam, ikuti terus review materi dan kerjakan berbagai latihan soal di Zenius, yuk. Ada berbagai paket yang bisa elo beli sesuai kebutuhan elo. Klik banner di bawah ini untuk info selengkapnya!

Pembahasan gue tentang materi gas ideal dan gas nyata kelas 11 sampai sini dulu ya! Kalau elo ada pertanyaan, bisa langsung tulis di kolom komentar.

Sampai bertemu di artikel selanjutnya. Semangat terus ya, Sobat Zenius!

Penulis: Trisnajaya Shalsabila

3. Tujuan Kedatangan Portugis dikenal dengan istilah 3G (gold, gospel dan glory). Gospel berarti bahwa Portugis bertujuan ... .A. Memburu kekayaan dan keuntunganB. Mencari dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambangC. Memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan.D. Mencari rempah-rempah dari TimurE. Menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama

4. Dalam bidang sosial, dampak penjajahan bangsa Eropa adalah ... .

A. Timbul pelapisan sosialB. Timbul hubungan sosialC. Muncul kerjasama sosialD. Lahir badan-badan sosialE. Lahir organisasi sosial

5. Selain dampak buruk, dampak positif yang dirasakan rakyat dalam bidangekonomi akibat penjajahan kolonial adalah ... .

A. Diterapkannya sistem Tanam Paksa bagi IndonesiaB. Belanda mengenalkan sistem ekonomi LiberalC. Adanya pembangunan sarana transportasiD. Adanya penerapan monopoli dagang oleh BelandaE. Penyerahan wajib ada pemungutan pajak hasil bumi

6. Bangsa yang dapat disebut sebagai kolonisator pertama adalah Bangsa.....

A. Eropa dan PortugisB. Portugis dan SpanyolC. Belanda dan InggrisD. Yunani dan PortugisE. Spanyol dan Yunani

7. Latar belakang dan faktor pendorong kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Asia adalah sebagai berikut, kecuali...

A. Keinginan menemukan daerah asal rempah-rempahB. Runtuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki Seljuk yang menyebabkan putusnya hubungan dagang Asia-EropaC. Keinginan membuktikan teori Copernicus bahwa bumi bulatD. Penemuan mesin uap oleh James WattE. Rasa tertarik kepada buku karya Marcopolo berjudul Imago Mundi yangmenceritakan kesuburan Asia

Kelas 4-5 Bilangan Romawi

Contoh Studi Kasus Konversi Angka Desimal ke Romawi

Berikut adalah beberapa contoh studi kasus konversi angka desimal ke Romawi:

Contoh 1: Konversi angka desimal 2023 ke Romawi.

Hasil: Angka desimal 2023 dalam angka Romawi adalah MMXXIII.

Contoh 2: Konversi angka desimal 1984 ke Romawi.

Hasil: Angka desimal 1984 dalam angka Romawi adalah MDCDLXXXIV.

Contoh 3: Konversi angka desimal 354 ke Romawi.

Hasil: Angka desimal 354 dalam angka Romawi adalah CCCLIV.

Nah, itu dia informasi lengkap aturan dasar penulisan angka romawi dan penggunaannya dalam sehari-hari. Semoga bermanfaat!

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Angka_Romawi

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6673713/begini-cara-menulis-angka-romawi-yang-benar-serta-contohnya

https://byjus.com/maths/roman-numerals/#Definition

https://historylearning.com/a-history-of-ancient-rome/history-of-roman-numerals/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.

“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K

Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah ….

Sobat Zenius, kapan terakhir kali elo dateng ke pesta ulang tahun yang penuh dengan dekorasi balon?

Biasanya, di pesta-pesta yang penuh dekorasi balon, ada balon yang melayang dan ada balon yang diam di lantai. Balon yang melayang biasanya diisi helium dengan alat tertentu, sementara balon lainnya bisa jadi ditiup sendiri menggunakan mulut.

Elo, pernah ngerasa nggak sih, balon yang diisi dengan helium jauh lebih stabil daripada balon yang kita tiup sendiri. Balon dari helium bisa tahan beberapa hari, sedangkan balon yang kita tiup sendiri lebih rawan pecah, apa lagi kalau kita tiup balonnya hingga terlalu besar.

Perbedaan ini terjadi karena kondisi gas di kedua balon ini berbeda. Balon yang diisi dengan helium cenderung menunjukkan gas ideal, sedangkan balon yang kita tiup merupakan gas nyata.

Nah, dalam artikel ini gue akan membahas tentang gas ideal dan gas nyata. Gue akan membahas tentang pengertian gas ideal, perbedaannya dengan gas nyata, serta perhitungan-perhitungannya. Gue juga akan menguji pemahaman elo dengan contoh soal di akhir artikel ini. Simak artikel ini hingga akhir, ya!

Konsep Gas Ideal dan Gas Nyata

Nah, gas ideal adalah suatu konsep atau model gas yang dianggap sempurna. Sebagai gas yang sempurna, tentunya ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh gas. Syarat-syarat gas ideal di antaranya adalah:

Tapi nyatanya, nggak ada gas yang benar-benar ideal di kehidupan sehari-hari. Mungkin hanya ada beberapa gas yang kondisinya mendekati ideal. Konsep itulah yang disebut sebagai gas nyata.

Lalu, kenapa ada yang namanya gas ideal kalo nyatanya nggak ada yang ideal? Konsep gas ideal ini dirancang dan digunakan untuk mempermudah analisis hubungan antara keadaan makroskopis suatu gas.

Dengan gas ideal, kita bisa menjelaskan kondisi suatu gas melalui tekanan, volume, suhu, hingga jumlah mol-nya.

RTP (Room Temperature and Pressure)

Kondisi RTP adalah kondisi suatu gas dalam suhu ruangan ketika suhunya sebesar 25°C atau 298 K dan tekanannya sebesar 1 atm. Dari sini, kita bisa mendapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:

Artinya, setiap satu mol gas ideal akan memiliki volume sebesar 24,4 liter. Sama seperti kondisi STP, kondisi RTP ini hanya berlaku untuk gas ideal.

Angka Romawi, dengan simbol-simbolnya yang unik, sering kali menimbulkan kebingungan bagi banyak orang. Namun, memahami aturan penulisan dan penggunaannya merupakan hal yang penting dalam berbagai konteks, baik akademis maupun profesional, lho.

Kawan akan menemukan angka romawi saat menulis atau membaca dokumen ilmiah atau buku-buku klasik, terutama di bidang sejarah, hukum dan filsafat, Angka romawi juga terdapat pada penamaan dan penanggalan sejarah, jam analog, dan penomoran bab.

Nah, untuk Kawan yang masih bingung dalam penulisan angka romawi, artikel ini hadir sebagai panduan untuk membantu Kawan menguasai pengetahuan tentang angka Romawi. Simak penjelasannya berikut ini.

Angka Romawi adalah sistem penomoran yang digunakan oleh orang Romawi kuno yang masih eksis hingga saat ini. Sistem ini menggunakan kombinasi huruf dari alfabet Latin (I, V, X, L, C, D, dan M) untuk mewakili angka.

Angka dibentuk dengan menggabungkan simbol-simbol tersebut dalam berbagai kombinasi dan urutan yang berbeda. Simbol-simbol tersebut kemudian dijumlahkan. Misalnya, I + I + I, ditulis sebagai III, yang bernilai 3.

Untuk menulis angka 11, Kawan dapat menambahkan X (10) dan I (1) dan menuliskannya sebagai XI. Untuk angka 22, Kawan tambahkan X dan X, I dan I, sehingga menjadi XXII.

Sejarah angka Romawi dimulai sekitar abad ke-8 hingga ke-9 SM, bertepatan dengan pendirian kota Roma kuno di sekitar Bukit Palatine. Sistem penomoran ini bertahan lebih lama daripada kekaisaran Romawi itu sendiri. Angka Romawi tetap umum digunakan di sebagian besar dunia yang dikenal hingga abad ke-14 ketika digantikan oleh sistem Arab, yang diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-11.

Sistem angka Romawi diturunkan dari angka Etruscan kuno, yang diadaptasi dari simbol Yunani Attic.

Sistem ini memiliki beberapa kekurangan. Angka Romawi tidak memiliki simbol untuk nol (0) dan tidak ada metode nyata untuk menghitung di atas beberapa ribu selain menambahkan garis di sekitar angka untuk menunjukkan kelipatan.

Meskipun demikian, keterbatasan tersebut tidak menghalangi para intelektual dan arsitek Romawi kuno untuk membangun sebuah kerajaan besar. Keterampilan matematika yang cukup besar diperlukan untuk menjalankan masyarakat dan ekonomi yang kompleks, serta untuk membangun monumen besar seperti Colosseum dan Arc Constantine.

Meskipun angka Arab telah menjadi sistem penomoran utama di era modern, angka Romawi masih memiliki beberapa kegunaan penting, antara lain:

Angka Romawi sering digunakan dalam penomoran bab dan sub-bab dalam buku ilmiah, karya klasik, dan dokumen resmi. Contohnya, buku "Sejarah Romawi" karya Edward Gibbon menggunakan angka Romawi untuk penomoran bab.

Abad, raja, paus, dan peristiwa sejarah sering kali dinamai dengan menggunakan angka Romawi. Contohnya, Abad Pertengahan disebut sebagai "Abad ke-X" dan Paus Yohanes Paulus II disebut sebagai "Paus Yohanes Paulus II".

Jam analog klasik, seperti jam saku dan jam dinding tradisional, umumnya menggunakan angka Romawi untuk penanda waktu.

Penggunaan angka Romawi dalam presentasi dan laporan formal dapat memberikan kesan profesional dan estetik.

Angka Romawi juga digunakan dalam berbagai bidang lain, seperti:

Contoh Penggunaan Angka Romawi:

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan angka Romawi dalam kehidupan sehari-hari:

STP (Standard Temperature and Pressure)

Kondisi STP adalah kondisi standar suatu gas, yaitu ketika suhunya sebesar 0°C atau 273 K dan tekanannya sebesar 1 atm. Dari sini, kita bisa mendapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:

Artinya, setiap satu mol gas ideal akan memiliki volume sebesar 22,4 liter. Perlu elo inget, kondisi STP ini hanya berlaku untuk gas ideal.

Pengantar: Materi Gas

Sobat Zenius, yuk, kita ingat-ingat sedikit tentang materi. Materi adalah zat yang mengisi suatu ruang atau wadah. Materi ada tiga, yaitu padat, cair, dan gas. Berikut adalah perbedaan di antara ketiganya.

Nah, kalau kita bicara soal gas secara khusus, kita tau kalau gas itu nggak bisa kita lihat aktivitasnya. Tapi, ada beberapa hal dari gas yang bisa kita ukur. Gas itu memiliki kondisi mikroskopis dan kondisi makroskopis.

Kondisi mikroskopis gas mengacu pada sifat partikel kecil yang membentuk gas. Partikel-partikel di dalam gas (atom, molekul, dan/atau ion) akan mengalami pergerakan. Gerak partikel ini bisa menimbulkan kecepatan, kemudian momentum karena partikel-partikel ini bisa menabrak satu sama lain maupun menabrak dinding ruang atau wadahnya.

Gerak partikel inilah yang menjadi dasar bagi kondisi makroskopis. Kondisi makroskopis gas mengacu pada sifat-sifat yang dapat diukur secara langsung dari gas sebagai suatu keseluruhan.

Partikel-partikel yang bergerak dan menabrak satu sama lain menimbulkan volume gas. Sementara itu, partikel-partikel yang bergerak dan menabrak dinding ruang atau wadahnya menimbulkan adanya tekanan gas.

Selain itu, suhu ruang atau wadah dan juga jumlah mol pada gas menjadi bagian dari kondisi makroskopis gas.

Aturan Dasar Penulisan Angka Romawi

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang aturan dasar penulisan angka Romawi:

Terdapat tujuh simbol utama dalam angka Romawi, yaitu:

3. Aturan Pengurangan:

Angka Romawi memiliki aturan pengurangan untuk nilai yang lebih kecil di depan nilai yang lebih besar:

I di depan V atau X: IV = 4 (5 - 1), IX = 9 (10 - 1)

X di depan L atau C: XL = 40 (50 - 10), XC = 90 (100 - 10)

C di depan D atau M: CD = 400 (500 - 100), CM = 900 (1000 - 100)

4. Penulisan Angka yang Tidak Berurutan:

Angka yang tidak berurutan dapat ditulis dengan dua cara:

Dalam penggunaan angka Romawi, tidak semua simbol dapat diulang. Simbol-simbol yang dapat diulang termasuk I, X, C, dan M, sedangkan simbol-simbol seperti V, L, dan D tidak boleh diulang. Contoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas:

Dari contoh ini, terlihat bahwa setelah tiga kali pengulangan, simbol tidak akan diulang kembali untuk keempat kalinya. Alasannya, angka yang memiliki lebih dari tiga simbol identik tidak boleh muncul secara berurutan.

Contoh Penulisan Angka yang Tidak Berurutan:

Kondisi Dua Gas dengan Tekanan dan Suhu Sama

Nah, biasanya ada juga kondisi-kondisi yang melibatkan lebih dari satu gas. Gas-gas ini bisa jadi memiliki tekanan dan suhu yang sama. Dalam kondisi ini, kita mendapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:

Artinya, gas-gas ini akan memiliki volume yang sama dan jumlah mol yang sama pula.

Selain kondisi-kondisi di atas, ada juga kondisi gas yang dicampurkan. Dalam beberapa situasi, gas-gas yang berbeda bisa aja dicampurkan dan menghasilkan perhitungan yang berbeda pula. Coba elo cermati ilustrasi berikut ini.

Nah, ketika dua gas tergabung dalam satu wadah, tekanannya juga ikut berubah. Tekanan pada campuran kedua gas ini disebut sebagai tekanan parsial (P’) karena merupakan gabungan dari gas 1 dan gas 2.

Sobat Zenius, dari tadi kita udah bicara soal gas ideal beserta segala macam kondisi dan perhitungannya. Tapi, gas ideal itu sebuah konsep atau model yang sebenarnya nggak nyata di alam. Lalu, kondisi dan perhitungan gas nyata di alam seperti apa?

Pada gas nyata, partikel-partikel gas mengalami interaksi satu sama lain sehingga kecepatan partikel pada gas nyata lebih kecil daripada kecepatan partikel pada gas ideal. Hal ini juga menyebabkan momentum pada gas nyata lebih kecil daripada gas ideal.

Oleh karena itu, volume gas nyata akan lebih besar daripada volume gas idealnya. Selain itu, tekanan gas nyata juga akan lebih kecil daripada tekanan gas idealnya.

Persamaan gas nyata juga akan berbeda-beda tergantung jenis gasnya. Coba elo cermati ilustrasi berikut ini.