“Judi seperti telah mereduksi nalar untuk kaya mendadak, yang tersebar di ruang-ruang kehidupan masyarakat sampai ke pelosok daerah. Proses derasionalisasi, telah menempatkan judi online menjadi puisi sepanjang hari ibarat aliran air yang tak putus, dengan tidak memandang bulu. Sehingga nalar judi online dilitanikan dalam syair di ruang-ruang penghasilan, menghancurkan peradaban kerja keras, sehingga kemalasan dihadirkan di ruang masyarakat dengan ikutan gejala-gejala pencurian dan kekerasan yang mulai nampak nyata di pelosok pedesaan”
Marsel Tupen Masan (Mantan Ketua Pemuda Katolik Komda NTT)
DELEGASI.COM- Berkembangnya rumor hadirnya konsorsium 303 dibalik judi online, walaupun masih dalam tanda petik, setidak-tidaknya menggambarkan adanya korelasi terselubung oleh tangan-tangan tak kelihatan dalam menumbuh suburkan perjudian online di Indonesia.
Tingginya minat masyarakat pada judi online dengan realitas temuan 641 kasus dan 3.924 tersangka per Januri-Agustus 2022 (Metro TV, Jumad siang 26 Agustus 2022), menggambarkan masyarakat senantiasa berangan-angan untuk kaya dalam sesaat dengan melakukan percumbuan ritualisktik pada nasib yang tidak menentu.
Hal ini merupakan gejala sosial yang menarik karena:
Pertama, kuatnya kecenderungan masyarakat menunjang judi online menunjukkan kondisi riil masyarakat kita yang mengalami proses derasionalisasi karena perjudian. Terutama berkurangnya daya kritis dalam mengambil keputusan mengenai perilakunya sendiri.
Apakah mereka menjadi penjudi kompulsif, dalam arti sulit melepaskan diri dari judi, karena judi sudah mendarah daging dalam hidupnya? Atau respons terhadap kesulitan ekonomi karena ketidakberdayaan ditengah krisis akibat covid 19
Kedua, marak meriahnya judi online dengan keterlibatan aparat, membuat makin sulit dan gamblang menjelaskan fenomena perjudian ini.
Oleh karena peredarannya memperlihatkan suatu bentuk kegiatan berciri semi organized crime yang rapi dan mempunyai semacam birokrasi. Mampu menebar jaringan kemana-mana dan selalu terhindar dari upaya penegakan hukum.
Adanya tangan-tangan kuat yang tidak kelihatan ini, telah menjadi kekuatan terselubung yang turut memasyarakatkan proses derasionalisasi masyarakat.
Bagi masyarakat yang tidak mempuntai akses, baik pendidikan, relasi sosial maupun ekonomi, perjudian seperti ini sangat mengiming perubahan nasib.
Apakah akan membuat kontribusi yang menguntungkan atau buntung?
Pada era orde baru kecanduan pada PORKAS, KSOB dan SDSB lebih banyak membawa ekses negatif seperti kehancuran rumah tangga, meningkatnya masalah kriminal dan terjadinya kebobrokan sosial yang memprihatinkan.
Hal lain yang lebih parah, adalah perubahan perilaku masyarakat seperti suka nyepi, puasa, tirakat di kuburan atau temat keramat hanya untuk mengharapkan nomor buntut, yang membawa akibat pada kemalasan kerja dan hal-hal negatif lainnya.
Walaupun SDSB akhirnya dihapus pada tanggal 25 November 1993, namun perilaku yang tertanam tetap seperti menjadi penyakit kronis yang setiap saat kambuh.
Apalagi fakta sosial membuktikan bahwa tidak sekalipun dunia persepakbolaan (tujuan awal SDSB) kita menciptakan kecemerlangan yang spektakuler ditengah tumpah ruahnya dana.
Malah yang spektakuler adalah terpusatnya dana SDSB selama lebih dari satu dasawarsa pada elite-elite politik dan birokrasi.
Sedangkan masyarakat tetap dididik untuk mengonani diri dengan angan-angan yang tidak menentu.
Sesudah penghapusan SDSB masyarakat sesungguhnya diharapkan lebih rasional. Tetapi karena persoalan perjudian nyaris, sama dengan pelacuran yang tidak akan pernah selesai dibicarakan di ruang zaman dan tetap diminati, maka munculnya kupon putih sampai judi online seperti gayung bersambut.
Kata orang bijak, perjudian, miras dan pelacuran sudah berkembang setua umur dunia.
Ketiga, profesi non formal ini tidak saja menjadi penyakit orang kecil, tetapi juga menjadi penyakit orang-orang terhormat. Karenanya masuk akal kalau dalam sejarah, Lady Hamilton, Maria Antoinette maupun Cleopatra selalu dilihat sebagai pelacur-pelacur yang nonstylish (pinjam istilah Gus Dur). Artinya, dikatakan pelacur yang selalu lapar seks.
Malah diantara mereka ada yang mengidap penyakit kelainan seks seperti libidis zoophiliasis, yang merasa puas bila melihat binatang sedang main dalam agresivitas panas atau membelai-belai binatang kesayangannya.
Orang yang keranjingan judi, miras sampai seks, sangat sulit melepaskan diri dari kebiasaannya, makanya tidak aneh kalau ada raja minyak dari Arab main judi di Monte Carlo.
Ada pengusaha dari Indonesia main judi di Las Vegas dan ada PNS main judi pada jam dinas, ada masyarakat main judi online di kebun dan sawah serta aparat terlibat peredaran kupon putih, atau melindungi berkembangnya judi online.
Bahkan di wilayah Flores Timur, masyarakat dapat bermain judi online 3 kali dalam sehari.
Jaringannya ke luar negeri seperti Malaysia, Australia dan Tiongkok, serta negara lainnya yang dengan mudah ditemukan di media sosial.
Ada agenda tetap harian dimana orang-orang mengerumpi mimpi di kebun, ladang dan sawah, mengolah angka dengan menempatkan nalar judi menjadi puisi zaman untuk memuisi diri di jalan pemain judi online.
Judi seperti telah mereduksi nalar untuk kaya mendadak, yang tersebar di ruang-ruang kehidupan masyarakat sampai ke pelosok daerah.
Proses derasionalisasi, telah menempatkan judi online menjadi puisi sepanjang hari ibarat aliran air yang tak putus, dengan tidak memandang bulu.
Sehingga nalar judi online dilitanikan dalam syair di ruang-ruang penghasilan, menghancurkan peradaban kerja keras, sehingga kemalasan dihadirkan di ruang masyarakat dengan ikutan gejala-gejala pencurian dan kekerasan yang mulai nampak nyata di pelosok pedesaan.
Apakah mereka adalah penjudi profesional dan sudah mendarah daging?
Mereka pasti akan mengatakan, hanya untuk mengisi waktu, menghilangkan beban rutinitas atau alasaan pembenaran lainnya.
Karena sulitnya membuat ukuran tentang perjudian, maka hukum agama maupun formal duniawi selalu mengatakan, bahwa judi adalah penyakit yang berbahaya, yang tidak saja membuat orang kaya mendadak, tetapi juga membuat orang miskin mendadak.
Di Indonesia, para ilmuwan sosial dan sosiolog sependapat, bahwa judi, miras dan pelacuran adalah penyakit masyarakat (pekat) yang mesti diberantas.
Sehingga dipenghujung orde baru hingga hari ini, lembaga-lembaga pemerintahan yang berkewenangan di bidang tramtibmas, mengembangkan kebijakan, program-prgram dan kegiatan pemberantasan penyakit masyarakat secara masif.
Namun upaya pemerintah hingga hari ini, seperti tetap mengikuti puisi zaman.
Semakin diberantas, ketiga bentuk penyakit sosial masyarakat ini tetap tumbuh subur seperti menggelapkan terang di ruang tak berjejak.
Karena selalu dihapus tiadakan dalam rumah permainan tangan-tangan tidak kelihatan.
Budaya mengilegalkan produk-produk penyimpangan ini, tidak putus-putus dalam kehidupan masyarakat yang tetap direduksi dalam ruang hampa derasionalisasi masyarakat tanpa memandang bulu.
Tidak ada kemauan untuk melegalkan, agar tidak ada beban pajak bagi pembangunan.
Tetapi dirawat dalam rumah illegal, agar tetap tumbuh subur bagi kesejahteraan dan kemakmuran tangan-tangan tidak kelihatan, seperti para capital dan mafia.
Begitulah nalar perjudian, tetap mengalirkan peradaban manusia yang tidak putus-putus mengikuti putaran waktu dunia dari zaman ke zaman.
Maka ada kesadaran pada negara-negara tertentu untuk melegalkannya untuk tujuan pembangunan bangsa.
Seperti Singapura melagalkan perjudian, sedangkan Indonesia lebih senang mengilegalkan perjudian.
Oleh karena nalar bangsa ini, lebih pada kelincahan gerak mental mengikuti pembiaran dan pengembaraan tangan-tangan tak kelihatan, dalam meraup ruang untuk kepentingan mafia perjudian.
Hanya di Indonesia, seorang Gubernur Ali Sadikin, berani melegalkan perjudian untuk membangun DKI, guna mencairkan kompleksitas dialektika liarnya beragam perjudian ilegal.
Akhirnya perjudian telah menjadi puisi tersembunyi di balik masifnya perkembangan judi online dewasa ini.
Ada rahasia yang menakjubkan oleh pembiaran panjang di ruang rumah bangsa kita.
Namun yang memprihatinkan adalah demoralisasi dibalik kecanduan penyakit perjudian.
Masyarakat di desa-desa telah melupakan hal-hal yang rasional dan berangan-angan membeli kupon online untuk kaya dalam sesaat.
Tanpa disadari judi online, telah menjadi penyakit kronis yang membuat masyarakat harus terlibat dalam dialektika banjir pesona kekayaan yang galau.
Tanpa disadari kesenangan yang membeku dalam permainan judi online, tetap membuat parah penyakit masyarakat, dan masyarakat tetap terpola dalam proses derasionalisasi, berangan-angan untuk kaya dengan membeli kupon putih judi online.
Ini refleksi kita bersama, bahwa tumbuh suburnya judi online dalam kehidupan masyarakat, haruslah ditangkap sebagai gejala sosial yang memprihatinkan.
Untuk itu perlu dikaji, apa sebenarnya yang terjadi di masyarakat, sehingga timbul kecenderungan demikian?
Apalagi, selalu ada penalaran puitis, bahwa maraknya judi online karena ada perlindungan dari tangan-tangan tak kelihatan dan kuatnya genggaman para Kapital dan mafia.
Maka dalam puisi zaman, kita tetap memandang perjudian sebagai felix culpa atau dosa yang membahagiakan.
Karena persoalannya tak pernah akan selesai dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat yang mendunia dari zaman ke zaman dalam litani puisi zaman**
Kupang 27 Agustus 2022
Penulis, pernah menjadi Ketua Pemuda Katolik Komda NTT.
Sumselterkini.co.id, – Dua puisi bertema “topeng-topeng” yang satu “topeng-topeng kehidupan”,. dan “topeng-topeng kebohongan” mungkin bisa menjadi pembelajaran dalam hidup ente. Simak di bawah ini :
“Topeng -topeng kehidupan”
Di balik topeng-topeng kehidupan Tersembunyi ragam rasa dan cerita yang terluka Tak ada wajah yang menceritakan sepenuhnya Segala getar jiwa, rahasia terpendam yang menganga
Topeng pertama, berkilau dalam senyum palsu Seakan dunia hanya butuh keceriaan semu Namun di baliknya terdapat air mata yang merajai Derita yang tersembunyi, tak terucap, hampa memaksa
Topeng kedua, memancarkan kekuatan dan ketangguhan Tapi dibaliknya gelisah dan keraguan yang terluka Seperti batu yang retak tak bisa diperbaiki Hanya sang pemakai yang tahu penderitaan yang terabaikan
Topeng ketiga, menyamar sebagai kebahagiaan abadi Namun di baliknya hati yang remuk terluka dan rapuh Senyuman yang dipaksakan, tertawa yang terdengar pecah Hanya dirinya sendiri yang mengetahui kehampaan yang terus tersembunyi
Topeng-topeng kehidupan, menggoda dalam tipu daya Mengingatkan kita akan kompleksitas tak terungkap Di antara setiap gurat wajah yang terlihat tenang Tersembunyi cerita pilu, kegelisahan, dan keperihan
Hanya dengan belas kasihan dan pengertian tulus Kita bisa melihat di balik topeng-topeng itu Mendengar jeritan hati yang terabaikan dan terluka Memberikan cahaya pada jiwa yang terpendam dalam kegelapan
Jadi, cintailah dengan rendah hati dan perhatian Di balik setiap topeng, ada manusia yang terluka Berikanlah kebaikan dan pengertian kepada mereka Dan bersama-sama kita bisa memecahkan topeng-topeng kehidupan.[***]
“Topeng-topeng kebohongan”
Di balik topeng-topeng kebohongan Tersembunyi segala tipu daya dan dusta Seperti karnaval yang mewah dan menggoda Mereka menyembunyikan kebenaran yang sejati
Di wajah-wajah yang tertutup oleh senyum palsu Tersembunyi amarah dan ketidakjujuran Mereka berpura-pura menjadi yang mereka bukan Memainkan peran dalam sandiwara kehidupan
Topeng-topeng kebohongan yang mereka kenakan Terkukuh dengan sempurna di balik tabir Namun, di dalam hati mereka yang hampa Rasa bersalah dan keraguan terus menghantui
Oh, topeng-topeng itu menutupi diri mereka Dengan ketidakpercayaan dan ketakutan Mereka bersembunyi di balik lapisan tipu daya Takut dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya
Tapi ingatlah, kebohongan takkan bertahan selamanya Waktu akan memperlihatkan kebenaran yang terpendam Topeng-topeng itu akan jatuh dan terhempas ke tanah Mengungkapkan kelemahan dan ketidakjujuran yang terpendam
Jadi, bukalah mata dan telinga kita dengan jernih Begitu banyak topeng yang kita temui dalam hidup Berpeganglah pada kebenaran dan kejujuran Dan jadilah diri sendiri, tanpa perlu topeng-topeng kebohongan.[***]
BANJARMASINPOST.CO.ID - Peringatan Hari Ibu 2023 tinggal beberapa hari lagi, simak contoh-contoh puisi dengan tema Hari Ibu yang bisa dijadikan referensi untuk memberikan ucapan.
Hari ibu diperingati setiap 22 Desember. Tahun ini hari ibu bertepatan Jumay (22/12/2023).
Menyambut Hari Ibu 2023, berikut contoh puisi untuk ibu, dalam memperingati Hari Ibu Nasional 22 Desember 2023.
Contoh puisi bisa menjadi bahan digunakan tatkala ada lomba menyambut hari ibu 2023, atau dipersembahkan untuk ibu terkasih.
Anda dapat memperingati Hari Ibu dengan memberikan puisi yang menyentuh hati, untuk mengucapkan terimakasih kepada ibu, secara langsung, melalui pesan singkat maupun untuk dipajang di status media sosial.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Ibu 2023 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Referensi untuk Dijadikan Status
Baca juga: Kumpulan Pantun Hari Ibu 2023, Cocok Dibagikan di WhatsApp Group Tanggal 22 Desember
Kumpulan Puisi Hari Ibu
Mengutip dari laman womansday.com, berikut kumpulan puisi untuk memperingati Hari Ibu:
Tuhan menciptakan ibu yang luar biasa,
Seorang ibu yang tidak pernah menjadi tua;
Dia membuatnya tersenyum sepanjang hari
Dan Dia membentuk hatinya dari emas murni;
Di matanya Dia menempatkan bintang-bintang yang bersinar terang,
Di pipinya mawar yang indah Anda lihat;
Tuhan menciptakan ibu yang luar biasa,
Dan Dia memberikan ibu tersayang itu untukku.
Ratusan bintang di langit yang indah,
Ratusan kerang di pantai bersama-sama,
Ratusan burung yang pergi bernyanyi,
Ratusan domba dalam cuaca cerah.
Ratusan titik embun menyambut fajar,
Ratusan lebah di semanggi ungu,
Ratusan kupu-kupu di halaman,
Tapi, hanya satu ibu di seluruh dunia.
Air rahimnya, rumah pertamamu
Tubuh yang dia cabut untuk menyambutmu ke dunia.
Semangat dalam dirimu yang dia bantu tumbuhkan dengan semua yang dia tahu.
Hati yang dia berikan padamu saat hatimu hancur.
Anda adalah keajaiban lembutnya.
Jadi dia memberi Anda matanya untuk melihat yang terbaik dari yang terburuk.
Anda membawa ibu di mata Anda.
Buat dia bangga dengan semua yang Anda lakukan.
Saya Harus Menunggu Sampai Menjadi Seorang Ibu
aku berjuang begitu dalam
bagaimana seseorang bisa
mencurahkan seluruh jiwa mereka
Bagaimana Anda menemukan energi, Bu
Untuk melakukan semua hal yang Anda lakukan,
Menjadi guru, perawat, dan konselor
Bagi saya, ketika saya masih kecil.
Bagaimana Anda melakukan itu semua, Bu
Menjadi sopir, juru masak, dan teman?
Namun juga menjadi teman bermain,
Saya hanya tidak bisa memahami.
Saya melihat cinta itu, Bu
Ibu selalu datang setiap kali aku menelepon,
Cintamu tak ada habis-habisnya, Bu
Dan saya berterima kasih untuk itu semua.
Dia selalu ada untukku.
Hanya berbicara dengannya bisa membuatku bahagia.
Dia menceritakan masa-masa sulit yang dia alami
Dengan harapan saya tidak akan melewatinya juga.
Dia wanita mandiri yang bertubuh tinggi dan anggun.
Dia memiliki mata yang indah dan wajah yang cantik,
Kekuatan yang berani dari dalam hati.
Dalam dirinya aku tahu aku bisa curhat.
Dia adalah malaikat pelindungku yang akan selalu ada
Bagian yang sangat istimewa dari saya.
Dia bangga dalam merawat keluarganya.
Dia memberi kita harapan dan meyakini berbagai hal
Saya menulis Anda untuk memberi tahu Anda bahwa saya mencintaimu
Sesuatu yang hampir tidak pernah saya lakukan.
Aku tidak pernah cukup memberitahumu betapa aku mencintaimu dan
Itu sesuatu yang harus saya lakukan.
Saya perlu memberi tahu Anda ibu berapa banyak
Kamu benar-benar berarti bagiku
Jadi saya memberitahu Anda sekarang Anda berarti dunia bagi saya.
Saya perlu berterima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk saya.
Cinta tanpa syarat Anda terhadap saya sangat berarti bagi.
Anda tidak pernah memunggungi saya dan
Saya tahu itu sesuatu yang tidak akan pernah Anda lakukan.
Kapanpun aku butuh seseorang untuk diajak bicara
Anda selalu ada untuk membantu saya melalui
Dan kapan pun saya membutuhkan bantuan, Anda selalu terlihat
Untuk berada di sana juga
Tidak ada di dunia ini yang bisa saya lakukan
Untuk membayar segalanya yang telah Anda berikan
Saat Tuhan memberikan diriku padamu,
Itu hal terbaik yang bisa dia lakukan,
Jadi, puisi ini ku dedikasikan untukmu
Karena saya tidak tahu harus berkata apa lagi
Dikutip dari Bone.go.id, sejarah Hari Ibu berawal dari Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.
Hal tersebut mampu menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.
Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.
Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).
Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).
Kemudian, pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.
Kongres tersebut berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, dan juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959.
Kepres tersebut menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.
Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.
Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku Aku lari ke pantai, kemudian teriakku Sepi-sepi dan sendiri Aku benci
Aku ingin bingar, Aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat seperti berjelaga jika Ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh, Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih, Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Bosan aku dengan penat dan enyah saja kau pekat seperti berjelaga jika kusendir
Pencinta AADC tentu sangat tidak asing dengan puisi yang sempat dibacakan oleh Cinta disebuah cafe dalam film Ada Apa Dengan Cinta pada tahun 2002 silam. Puisi karya Rako Prijanto itu berhasil meninggalkan bekas diingatan bagi seseorang usai menyaksikan film Abege itu, bagaimana tidak selain di Voice Over oleh Dian Sastro yang merupakan pemeran Cinta, puisi itu juga beberapa kali dimusikalisasikan oleh cinta seperti pada saat dikamar bersama Alya dan pada sebuah cafe bersama Rangga.
Unsur-unsur kesepian kental dalam puisi yang berjudul "Tentang seseorang" itu. Jika menilik pada filmnya bisa dikatakan puisi itu merupakan sebenar-benarnya karakter Rangga. Namun, dalam kehidupan masa kini puisi itu masih sangat lekat terutama bagi mereka yang menggaris bawahi introvert sebagai karakternya.
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku Aku lari ke pantai, kemudian teriakku Sepi-sepi dan sendiri Aku benci
Sekuat apapun usaha kamu untuk tersenyum, hati selalu tidak bisa memberikan ruang untuk keganjilannya. Kadang mungkin kamu berfikir tidak akan pernah ada seseorang lain yang mampu mengerti apa yang tengah kamu rasakan sekalipun pasangan bahkan diri sendiri kadang ada saat-saat dimana kita menjadi sangat bodoh untuk memahami perasaan sendiri. Kita merasa bahwa Kesepian itu terus menggerogoti, waktu seakan berlari meninggalkan kita sangat jauh. Dan disinilah kita harus memilih tetap berada pada titik ketidaknyamanan atau bangkit untuk mengenal lingkungan. – Perlu Waktu.
Aku ingin bingar, Aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat seperti berjelaga jika Ku sendiri
Bukan tidak pernah berada dikeramaian, kesepian adalah bentuk kesendirian yang sempurna, kamu mungkin pernah berada diantara banyak orang pada sebuah pertunjukan namun yang kau fikirkan bukan tentang apa yang sedang berada dihadapanmu melainkan hal yang kamu sendiri sulit mengerti, kamu ikut tertawa tapi hatimu tidak, kamu mengangguk setuju tapi hatimu tidak, kamu sering dibuat kalut oleh kesepian itu. Dan sendirian dalam suatu ruangan serupa kamu berperang dengan kesepian itu, antara mau dan tidak mau, iya tidak iya.
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh, Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih, Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Sebenarnya tak selamanya sepi itu buruk, dengan kesepian kita dapat belajar mengontrol naik turunnya emosi bahwa tidak setiap apa yang mudah kita rasakan, orang lain pun mudah memahami bahkan mengerti, bagi seorang introvert mungkin telah khatam ayat tentang kesepian yang membuatnya lebih dewasa dan mandiri. Tapi tahukah ? Kesepian bisa membuat seorang introvert menjadi buas seperti singa, meraung-raung menangis dengan pintu kamar tertutup, melempar apapun barang yang berada didekatnya.
Puisi " Tentang Seseorang" dalam AADC adalah gambaran kesepian sang introvert sesungguhnya, lihat dan rasakan saja liriknya yang sendu, atau kau mau mencoba sensasinya membaca puisi ini sendirian dalam tengah malam yang sepi. Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat, seperti berjelaga jika kusendiri.
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Puisi-puisi ini menceritakan tentang perpisahan, kenangan masa lalu, kesedihan, kehidupan malam kota, serta harapan akan perdamaian. Beberapa puisi juga menyinggung tentang sejarah daerah Minangkabau dan kepercayaan tradisionalnya.
Terdapat lima jenis tema yang kerap dikembangkan oleh pengarang dalam membuat sebuah karya sastra, antara lain sebagai berikut:
Tema sosial adalah tema yang berkaitan dengan berbagai macam problematika sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada tema ini, pengarang akan menjelaskan berbagai macam permasalahan yang terjadi seperti masalah sosial di lingkungan keluarga, hingga permasalahan yang cukup besar yang menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Tema jasmaniah adalah tema yang berkaitan dengan keadaan jasmani seseorang. Pada tema ini, pengarang berfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, jasad, perasaan, dan pikiran. Adapun contoh dari tema jasmaniah, yaitu tema percintaan, persahabatan, dan lain-lain.
Tema ketuhanan adalah tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pada tema ini, pengarang berfokus pada hal-hal magis yang berada di luar akal manusia seperti kematian, keajaiban penyembuhan penyakit, rizki yang melimpah, dan lain-lain.
Tema egoik adalah tema yang berkaitan dengan sifat ego manusia. Pada tema ini, pengarang menonjolkan tema dengan berbagai macam bentuk cerita seperti keserahakan atau ketamakan.
Tema organik adalah tema yang mencakup berbagai macam hal yang berhubungan erat dengan moral yang dimiliki oleh manusia seperti hubungan antar pria dan wanita dan hubungan antar manusia lainnya.
Apalah artinyakalah banyakmenang sedikitkalah sedikitmenang banyakjika sekat-sekat di antaranya hanya setipis lembaran tissueyang bisa terkoyak dengan mudahsemudah membuat tarian jempol di atas layar gawai.
Apalah artinyajika kemenangan pun kekalahanmembuat pikiran dan jari jemari kita jadi budaktuan-tuan tidak kasat mata.Membuat rupiah demi rupiah kita mengalir sampai jauhmenyusuri rimba raya platform dan ngarai byte demi byte. Apalah artinyakalah banyakmenang sedikitkalah sedikitmenang banyakjika pada akhirnya semuanya itu tidak bisa memberi apa-apabahkan membuat nilai penghabisan yang kita milikipun pada akhirnya direnggutpergimenyusuri rimba raya platform dan ngarai byte demi byte.
kota daeng, medio oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Puisi Selengkapnya
Puisi: "Pahlawan Tak Dikenal" karya Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
.................................................
Orang yang diungkapkan dalam puisi tersebut adalah seorang yang ikhlas membela bangsa, yang diisyaratkan dengan kalimat...